Tugas Perencanaan Kota
Citra Andinasari
3614100105
A. Deskripsi
Batasan Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Surakarta berada antara 110º45’15”-
110º45’35” BT dan 7º36’00”- º56’00”LS dengan luas wilayah 44,04 Km² dengan
batas-batas sebagai berikut:
a. Batas Utara : Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Boyolali
b. Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo
dan Kabupaten Karanganyar
c. Batas Timur : Kabupaten
Sukoharjo
d. Batas Barat : Kabupaten
Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
B. Gambaran
Konstelasi Wilayah
Sumber: id.wikipedia.org
sumber: Surabaya.go.id
]C. Sejarah Kota
Kota Surakarta awalnya merupakan wilayah Kerajaan Mataram. Namun,
pada tahun 1742, orang-orang Tiong Hoa memberontak dan melawan kekuasan
Pakubuwono II yang bertahta di Kartasura, sehinga Keraton Kertasura hancur, dan
Pakubuwono II. Menyingkir ke Ponorogo. Dengan
bantuan VOC, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Kartasura dapat
direbut kembali. Sebagai ganti Ibukota Kerajaan yang telah hancur, maka
didirikanlah Keraton baru di Surakarta, 20 km ke arah selatan-timur dari
Kartasura pada tahun 1745. Peristiwa ini, kemudian dianggap sebagai titik awal
didirikannya kota Surakarta.
Dalam
perkembangannya, nama kota Surakarta lebih dikenal dengan kota Solo. Nama ini
berasal dari kata ‘sala’, pohon sebangsa pinus yang sangat banyak ditemukan di
daerah Surakarta. Nama tersebut diusulkan berdasarkan pada stempel pos, dimana
nama kota Solo lebih mudah dikenal di Mancangeara daripada nama Surakarta.
D. Fungsi Utama Dan
Pendukung Yang Diarahkan
a.
Visi dan Misi Kota Surakarta
Sesuai
dengan PerDa No 2 tahun 2010 tentang RJPD Kota Surakarta Tahun 2005-2025,
Surakarta memiliki visi dan misi pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025
adalah “Surakarta Kota Budaya, Mandiri, Maju dan Sejahtera”
b. Solo-Eco Cultural City
Eco Cultural City adalah
sebuah konsep pengembangan kota yang menggabungkan nuansa budaya yang ramah
lingkungan. Eco Cultural City salah
satu upaya untuk mengantisipasi isu pemanasan global. Pemerintah Kota Surakarta
mencanangkan Solo Eco Cultural City
sebagai upaya yang dilakukan untuk menghentikan pemanasan global yang dampaknya
juga dirasakan di Solo dengan perubahan iklim yang cukup ekstrem. Dimana konsep
tersebut menyentuh dua isu, pengembangan berperspektif ekologis untuk
pertumbuhan kota dan pengembangan kota dengan perspektif kultural. Dalam periode
pertama Pemerintah Kota Surakarta menitikberatkan penguatan tradisi. Terutama
penguatan konsep “Solo Masa Lalu adalah Solo Masa Kini.
c.
Solo
the Spirit of Java
Bisnis.solo.co
Branding
kota sangat lah penting untuk dimiliki setiap kota dalam menggencarkan kotanya,
tidak hanya sebagai image yang diharapkan dapat menarik wisatawan namun juga
dapat sebagi tujuan pengembangan kota tersebut. Branding kota Surakarta sendiri adalah Solo the Spirit of Java. Dimana Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) digunakan sebagai
upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa (surkarta.go.id)
E. Aspek Demografi
Sumber: Surakarta dalam Angka 2015
Berdasarkan Piramida Penduduk Surakarta diatas, dapat dikatakan
bahwa Surakarta memilki bentuk piramida stasioner, dimana bentuk piramida ini
dicirkan dengan betuk yang relative rata ditiap kelompok umur. Dimana benttuk
piramida ini menjeaskan bahwa jumlah
penduduk pada tiap kelompok umur (muda, dewasa dan tua) relative seimbang. Hal
ini juga menunjukkan bahwa tingkat kelahiran dan tigkat kematian yang rendah di
Surakarta.
F. Aspek Ekonomi
Sumber: Surakarta dalam Angka 2015
Berdasarkan data dari BPS, PDRB Surakarta tahun 2013 dan 2014 telah mengalami peningakatan dari Rp13.599.596,52 juta pada tahun 2013 dan Rp 15122548,06 juta pada
tahun 2014. Dimana dapat dilihat dari grafik diatas bahwa, sector terbesar yang
berkontribusi dalam PDRB Surakarta adalah Perdagangan, Hotel, dan Restauran,
lalu diikuti Industri Pengolahan. Dan sector terkecil yang berkontribusi pada
PDRB Surakarta tahun 2013 dan 2014 adalah pertanian , yang diikuti penggalian.
Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Surakarta telah berkembang menjadi perkotaan
dengan sector utama perdagangan dan industry.
G. Aspek Sosial Budaya
Kekayaan budaya Kota Surakarta bersumber dari keberadaan Kraton
Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Istana Pura Mangkunegaran. Budaya jawa yang
adi luhung kemudian tersebar di lingkungan masyarakat tidak terbatas pada
wilayah Kota Surakarta bahkan sampai pada lingkungan masyarakat kabupaten di
sekitar Kota Surakarta. Sehingga kegiatan budaya di Kota Surakarta menjadi
barometer kemajuan kebudayaan bagi daerah di sekitarnya bahkan untuk Indonesia..
Namun sayangnya terdapat penurunan organisasi budaya di Surakarta, hal ini
dapat dilihat dengan penurunanya 491 organisai kesenian pada tahun 1997 menjadi
323 organisasi pada tahun 2004. Tetapi walaupun jumlah organisasi tersebut
mengalami penurunan yang cukup signifikan diikuti jumlah seniman di organasi tersebut
dari 177 seniman pada tahun 1997 menjadi 115 seniman pada tahun 2004,
kenyataanya terdapat kenaikan yang cukup signifikan pada jumlah anggota
organisasi kesenian tersebut yakni 11.310 anggota dari 10.196 anggota (RPJPD 2010-2025). Namun
berdasarkan data dari RPJMD Surakarta tahun 2010-2015, pada tahun 2009,
kekompok seni dan budaya telah berjumlah 231. Hal tersebut mengalami penurunan
lagi yang cukup signifikan dalam 5 tahun. Jenis-jenis kelompok seni dan budaya
di kota Surakarta dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel Jumlah Kelompok Seni dan Budaya Menurut Jenis nya di Surakarta
Kelompok Seni dan Budaya
|
Jumlah
|
Sanggar
tari
|
14
|
Campursari
|
31
|
Keroncong
|
53
|
Band
|
11
|
Kejawen
|
10
|
Qosidah/hadrah
|
20
|
Karawitan
|
50
|
Music
bamboo
|
7
|
Ensamble
music
|
1
|
Teater
|
6
|
Santi
swaran
|
5
|
Kerajinan
keris
|
1
|
Music
kulintang
|
5
|
Pedalangan
|
5
|
Reog
|
4
|
Cokekan
|
3
|
ketoprak
|
5
|
Jumlah
|
231
|
sumber: RPJMD Kota Surakarta Tahun 2010-2015
Kota Surakarta juga memiliki lembaga-lembaga teremuka seperti Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, Sekola Mengah Karawitan Indonesia , Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) dsb yang turut berperan aktif dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya Kota Surakarta. Pelestarian dan pengembangan budaya di Surakarta dilakukan melalui
penyelenggaran event budaya dan pariwisata seperti Festival Keraton Nusantara,
Solo festival, Kirab Malam 1 suro, pagelaran wayang dsb. Selain itu dalam
rangka mengenalkan potensi budaya daerah secara global, dilakukan penyelenggaraan dan
keikutsertaan pada event tingkat international seperti Pameran Pariwisata dan
Kesenoa pada Titian Muhibah di Malaysia,
Solo International Ethnic Music dsb.
Gambar Kirab Malam 1 Suro di Solo
Sumber: solopos.com
H. Pariwisata
Sumber:Solopos.com ,sukasukaku13.blogspot.co.id, pegipegi.com
Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, pendidikan, alam, belanja maupun wisata buatan/ modern. Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisata ada 17 tempat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 12 wisata buatan dan 5 wisata budaya. Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara, Musium Batik, dan Musium Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS. Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat dikategorikan wisata sejarah (bangunan Kuno), wisata Belanja (outlet batik) dan wisata pendidikan (proses membuat batik) (SPD Kota Surakarta Tahun 2011)
Objek Wisata
|
2012
|
2013
|
2014
|
|||
wisman
|
Wisnus
|
wisman
|
wisnus
|
wisman
|
wisnus
|
|
Kraton Kasunuan
|
810
|
47331
|
1504
|
66652
|
5251
|
63410
|
Mangkunegara
|
23431
|
27051
|
19650
|
17678
|
19934
|
24270
|
Musem Radya Pustaka
|
3092
|
13500
|
520
|
6996
|
686
|
7750
|
Taman Sriwedari
|
5049
|
-
|
6995
|
|||
W.O. Sriwedari
|
136
|
27222
|
250
|
29644
|
169
|
31094
|
THR. Sriwedari
|
46
|
309391
|
73
|
355798
|
34
|
308916
|
Museum Batik
|
1177
|
12601
|
1220
|
109417
|
1759
|
13275
|
Taman Satwataru
|
272197
|
-
|
326338
|
-
|
305295
|
|
Taman Balekambang
|
2084
|
1387832
|
288
|
1541665
|
782
|
2482002
|
Jumlah
|
35797
|
2097125
|
30500
|
2454188
|
28615
|
3236462
|
Sumber: Surakarta dalam Angka 2015
Dari data di atas dapat
dilihat bahwa wisatawan mancanegara mengalami penurnan tiap tahunnya, namun
disisi lain wisatawan local mengalami peningkatan tiap tahunnya dari tahun 2012
hingga 2013. Taman balekambang , THR Sriwedari dan Taman Satwataru merupakan
objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan local. Namun untuk wisatawan
mancanegara, Mangkunegara merupakan objek wisata yang sering dikunjungi. Hal ini
menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara dan local memiliki selera dan pol acara
berwisata yang berbeda.
Gambar Peta Wisata Kota Solo
Sumber: ppid.surakarta.go.id
I. Potensi dan
permasalahan wilayah
Potensi
Surakarta memiliki tempat cagar budaya sebanyak 70 buah. Cagar
budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun investor. Hal
ini tidak hanya dapat mendukung sector pariwisata kota Surakarta tapi juga
mendukung visi kota Surakarta menjadi kota Budaya
Berdasarkan
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku Kota Surakarta Tahun 2013-2014, sector terbesar yang
berkontribusi dalam PDRB Surakarta adalah Perdagangan, Hotel, dan Restauran,
lalu diikuti Industri Pengolahan. Hal ini menandakan bahwa perdagnagan dan
industry merupakan sector yang sangat berkembang di Surakarta. Dimana kedua
sekor tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan perekonomian di Surakarta
dalam jangka panjang.
Tidak hanya
memiliki lebih dari 200 organisasi kesenian dan budaya dan menyelenggarakan event-event budaya hamper tiap tahunnya, Kota Surakarta juga memiliki
lembaga-lembaga teremuka seperti Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, Sekola
Mengah Karawitan Indonesia , Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) dsb yang
turut berperan aktif dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya Kota
Surakarta
Permasalahan
Kota Surakarta memiliki RTH public sebesar 18,61%.(Surakarta.go.id)
Sedangkan regulasi yang telah dtetatapkan adalah perwujudan RTH adalah 20%
untuk RTH publik. Hal tersebut menandakan bahwa Kota Surakarta yang
mencanangkan Solo Eco Cultural City masih belum mampu melakukan pengembangan
berperspektif ekologis
Berdasarkan PerDa Kota Surakarta No. 2 tahun 2010, Permasalahan
yang dihadapi dalam bidang kebudayaan di Surakarta antara lain terkikisnya
nilai-nilai budaya jawa pada masyarakat dikarenakan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta informasi dan adanya anggapan bahwa budaya jawa
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, serta pelestarian asetaset
budaya yang belum maksimal. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai-nilai budaya
Kota Surakarta akan pudar karena perkembangan zaman jika tidak ada pelestarian
yang komprehensif dan menyeluruh dari lapisan masyarakat maupun pemerintah.
J. Potensi yang
dapat dikembangkan
Dengan bervisi sebagai kota budaya, kota Surakarta telah
menggencarkan visi nya dengan memvisualisasikan citra tersebut secara
nyata pada perancangan kota di Surakarta. Contohnya, seluruh kantor kelurahan di
Surakarta dibangun dengan gaya arsitektur yang seragam dan bernuansa
tradisional jawa. Tidak hanya kantor pemerintahan, signage seperti penunjuk jalan dan tempat reklame dibuat seragam
dan dibangun dengan gaya arsitektur yang bernuansa tradional jawa. Selain itu,
untuk memperkenalkan batik solo yang dianggap sebagai warisan budaya yang perlu
dipertahankan, desainnya diterapkan pada moda transportasi public seperti Bus
Solo Trans. Jika konsep pengembangan kota bernuansa tradisional dapat diterapkan di semua
kantor pemerintahan, bangunan perdagangan dan jasa, street
furniture, signage, maka visi
sebagai kota budaya, branding kota
Solo yakni Solo the Spirit of Java dapat
realisasikan. Sehingga dapat menarik banyak para wisatwan. Dimana sektor pariwisata juga dapat didukung oleh perkembangan sector
perdagangan, restaurant, hotel yang kian meningkat. Dan diharapkan sector tersebut
turut berkontribusi dalam visualisasi kota Solo yang bernuansa tradisional jawa. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan insentif terhadap para pemiliki bangunan pedagang dan jasa yang bergaya tradisional jawa.
Sehingga dengan memiliki visual yang unik dan berbudaya diharapakan potensi tersebut dapat menjadi pendorong utama untuk
meningkatkan perekonomian di Surakarta.
K. Daftar Pustaka
RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun 2010-2015
RPJP Daerah Kota Surakarta 2010-2025
Surakarta Dalam Angka 2015
Profil Daerah Kota Surakarta 2011
0 komentar:
Posting Komentar